Rabu, 12 Maret 2014

Pengertian Seni dan Seni Rupa

Manusia tidak bisa lepas dari seni, karena seni adalah salah satu kebudayaan yang mengandung nilai keindahan. Sedangkan setiap manusia menyukai keindahan. Melalui seni orang dapat memperoleh kenikmatan secara batiniah. Tidak ada yang dapat memastikan kapan seni mulai dikenal manusia. Namun, jejak-jejak peninggalan manusia dari masa lampau menunjukkan bahwa seni tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia.
Menurut Ensiklopedia Indonesia, pengertian seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahan bentuknya orang senang melihat atau mendengarnya. Namun tidak semua keindahan (estetika) itu selalu bernilai seni (artistik), karena kenyataannya tidak semua yang indah itu bernilai seni. Banyak keindahan- keindahan yang tidak termasuk dalam karya seni.
Keindahan seni adalah keindahan yang diciptakan manusia. Keindahan di luar ciptaan manusia tidak termasuk keindahan yang bernilai seni, misalnya keindahan pantai di Bali, keindahan Gunung Bromo, dan keindahan seekor burung merak. Jadi, seni merupakan ciptaan manusia yang memiliki keindahan. Bermacam jenis seni, antara lain seni tari, seni musik, seni teater, dan seni rupa. Seni rupaadalah hasil karya ciptaan manusia, baik berbentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang mengandung atau memiliki nilai keindahan yang diwujudkan dalam bentuk rupa.
Wawasan Seni
Plato, filsuf yang ter-kenal dengan sebutan dewa estetika,mengatakan bahwa seni dan masyarakat merupakan hubungan yang tak terpisahkan. Seni integral dengan
masyarakatnya, satu konsep yang tidak terpisahkan, yaitu terwujud di antaranya pada hubungan manusia dengan lingkungannya.
Keindahan Gunung Bromo bukan termasuk keindahan seni.
Keramik hias merupakan suatu keindahan seni.
Fungsi dan Bentuk Seni Rupa
Seni rupa ditinjau dari segi fungsinya dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut.
1. Seni rupa murni (fine art), yaitu karya seni yang hanya
untuk dinikmati nilai keindahannya saja. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan batiniah. Seni rupa murni banyak ditemukan pada cabang seni grafika, seni lukis, dan seni patung.
2. Seni rupa terapan (applied art), yaitu seni rupa yang memiliki nilai kegunaan (fungsional) sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis atau memenuhi kebutuhan sehari-hari secara materi, misalnya furnitur, tekstil, dan keramik.
Lukisan yang dibuat murni sebagai hiasan.
Meja kursi sebagai seni terapan
Berdasarkan wujud fisiknya, karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Karya seni rupa terapan dua dimensi (dwimatra) Karya seni rupa terapan dua dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah. Misalnya, wayang kulit, tenun, dan batik.
2. Karya seni rupa terapan tiga dimensi (trimatra) Karya seni rupa terapan tiga dimensi, yaitu karya seni rupa yang dapat dilihat dari segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya, rumah adat, senjata tradisional seperti rencong dan pedang, serta patung.
Jenis-Jenis Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah tidak
sama. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Benda
benda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai daerah
di antaranya sebagai berikut.
1. Kerajinan batik
Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan per-kembangan Kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudah-nya. Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas di
atas kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis. Daerah-daerah penghasil batik di Nusantara, antara lain sebagai berikut.
a. Jawa Tengah dan Yogyakarta
Jawa Tengah merupakan daerah penghasil kain batik terbesar di
Nusantara. Batik Jawa Tengah memiliki corak yang khas dan
sarat dengan filosofi. Daerah penghasil batik di Jawa Tengah yang paling menonjol adalah Pekalongan, Solo, dan Semarang. Pusat penghasil kain batik terkenal lainnya adalah Yogyakarta.
1) Batik Yogyakarta dan Solo (Surakarta)
Sejarah batik Yogyakarta adalah pengembangan dari batik Solo. Hubungan dari kedua daerah tersebut sangat erat. Batik Yogyakarta dan Solo sarat filosofi dan lebih banyak didominasi warna cokelat dan biru tua. Ada sekitar 4.000 motif batik Yogyakarta, yang cukup terkenal, di antaranya adalah motif parang, babon angrem, dan wahyu tumurun. Motif batik Solo, antara lain sidomukti, sidoluruh, dan lereng.
2) Batik Pekalongan dan Semarang
Batik Pekalongan memiliki ciri pesisir dengan corak ragam hias alami. Corak ragam hiasnya banyak mendapat pengaruh dari Cina yang dinamis dan kaya akan warna. Batik Pekalongan banyak didominasi warna cerah, hijau, kuning, merah, dan merah muda, serta didominasi motif bunga (buketan). Batik Semarang banyak didominasi warna cokelat, kuning, hijau, dan hitam dengan motif
alam, seperti bunga, dedaunan, dan burung.
b. Jawa Timur
Jawa Timur termasuk daerah penghasil batik, antara lain Madura, Tulungagung, Pacitan, Ponorogo, Mojokerto, Tuban, dan lain-lain.
Batik Madura mengandalkan corak bunga yang unik dengan pola daun-daunan. Di daerah ini terdapat beberapa motif batik tertua, yaitu ramok, sebar jagab, rumput laut, okel, dan panji lintrik.
Warna yang digunakan kebanyakan diambil dari bahan alam dengan warna yang mencolok. Batik Tulungagung berwarna sogan (cokelat) dan biru tua dengan motif Lung (tumbuhan) dan
bunga. Untuk batik Tuban, yang cukup dikenal adalah batik gedog yang berciri khas golongan ba-tik pesisir. Motif ini didominasi motif burung dan bunga. Sedangkan batik Banyuwangi lebih dikenal
dengan motif batik gajah uling, dengan dasar kain berwarna putih.
c. Jawa Barat
Daerah penghasil batik di Jawa Barat, antara lain Cirebon dan Tasikmalaya. Batik Cirebon memiliki kekhasan sendiri, yaitu motif mega mendung yang kaya akan warna seperti cokelat, ungu, biru, hijau, merah, dan hitam. Batik Tasikmalaya yang sangat terkenal adalah batik sarian yang merupakan kumpulan beberapa motif gabungan dari motif kumeli, rereng, burung, kupu-kupu, dan bunga. Batik tulis khas Tasikmalaya banyak menggunakan
warna dasar merah, kuning, ungu, biru, hijau, dan
sogan. Motifnya lebih banyak natural (alam).
d. Bali
Daerah penghasil batik di Bali, antara lain Gianyar dan Denpasar. Corak batik Bali banyak kesamaan gaya dengan batik di Jawa. Namun batik Bali meng-gunakan warna-warna yang lebih cerah.
e. Sumatra
Daerah penghasil batik Sumatra antara lain Padang (Sumatra Barat) dan Jambi. Padang terkenal dengan batik tanah liek. Bahan pewarna batik Sumatra umumnya berasal dari bahan-bahan alami, ter-masuk akar-akaran yang dicampur tanah liat
sehingga memiliki ciri khas tersendiri.
f. Kalimantan
Salah satu penghasil batik terkenal di Kalimantan adalah Banjarmasin (Kalimantan Timur). Kain batik yang
digunakan adalah berjenis santung, katun, sutra, yuyur, dan satin. Batik Banjarmasin memiliki motif yang bervariatif dan banyak mengambil objek alam. Motif-motif batik Banjar, antara lain berbentuk irisan daun pudak, daun bayam, dan jamur kecil.
2. Kerajinan ukir
Kerajinan ukir di Nusantara, antara lain berupa seni
ukir kayu dan seni ukir logam. Daerah-daerah penghasil
kerajinan ukir kayu di Nusantara, di antaranya adalah
Jepara, Cirebon, Bali, Kalimantan, Papua, Madura,
dan Sumatra. Kerajinan ukir logam terbuat dari perak, tembaga, emas, dan kuningan. Proses pembuatan kerajinan logam banyak
menggunakan teknik cetak atau cor, tempa, toreh, dan
penyepuhan. Daerah penghasil kerajinan logam di
Nusantara, antara lain Jawa Tengah dan Yogyakarta.
3. Kerajinan anyaman
Anyaman banyak kita jumpai, baik berupa benda pakai
maupun benda hias. Anyaman dibuat dari bahan alami
dan bahan sintetis. Bahan-bahan alami yang digunakan,
antara lain bambu, rotan, daun mendong, dan janur.
Bahan-bahan sintetis yang digunakan, antara lain
plastik, pita, dan kertas. Daerah penghasil kerajinan
anyaman, antara lain Bali, Kudus, Kedu, Tasikmalaya,
dan Tangerang.
4. Kerajinan topeng
Topeng merupakan hasil karya seni kerajinan yang bisa digunakan untuk keperluan perlengkapan tari dan hiasan. Kerajinan topeng umumnya dibuat dari bahan kayu. Daerah penghasil kerajinan topeng di Nusantara, antara lain Yogyakarta, Cirebon, Bali, Surakarta, dan Bandung. Setiap daerah memiliki ciri khas topeng yang berbeda.
5. Kerajinan tenun
Tenun merupakan hasil kerajinan tradisional yang dibuat
dengan teknik dan alat khusus. Kerajinan tenun banyak
terdapat di Kalimantan, Minangkabau, Sumatra
Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores, Sulawesi, dan
Palembang. Motif yang dibuat pun berlainan di setiap daerah. Berbagai motif tenun dari Palembang, antara lain mawar Jepang, cantik manis, bintang berantai, nago besaung, dan bunga cino. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Keduanya berbeda dalam teknik dan bahan yang digunakan. Berbeda dengan tenun ikat, pada songket mendapat tambahan benang emas yang diletakkan dengan teknik tusuk dan cukit.
6. Kerajinan wayang
Wayang merupakan budaya asli Nusantara, yang
ceritanya berasal dari budaya Hindu India. Wayang dibuat
untuk seni pertunjukan sekaligus sebagai hiasan.Jenis
wayang terdiri atas wayang kulit yang terbuat dari kulit
kerbau dan wayang golek yang terbuat dari kayu. Daerah penghasil kerajinan wayang, di antaranya Bali, Yogyakarta, dan Surakarta.
7. Kerajinan keramik
Keramik merupakan hasil karya seni kerajinan yang ber-bahan dasar dari tanah. Hasil kerajinan keramik sangat
beragam, seperti vas bunga, guci, mangkuk, cangkir,
dan lain-lain. Daerah penghasil kerajinan keramik
yang terkenal di Nusantara, di antaranya Kasongan
(Yogyakarta), Sompok, dan Mayong (Jepara).
Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan
Daerah Setempat
Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya seni
rupa terapan daerah setempat kebanyakan masih tradisional
dan dibuat dengan keterampilan tangan. Misalnya, untuk
membuat keramik, seorang pengrajin keramik cukup
menggunakan teknik putar dengan menggunakan alat yang
terbuat dari kayu. Pengrajin ukir kayu cukup menggunakan
alat pahat sederhana untuk mengukir. Teknik pembuatan
karya seni rupa terapan daerah setempat terdiri atas karya
seni rupa terapan dua dimensi dan tiga dimensi.
1. Dua dimensi
Teknik pembuatan karya seni rupa terapan daerah setempat dengan wujud dua dimensi, antara lain sebagai berikut.
a. Teknik kerajinan kain batik
Teknik membatik telah mengalami perkembangan tanpa
meninggalkan teknik lama yang telah diwariskan secara turun-temurun. Teknik batik yang kita kenal di Nusantara, antara lain sebagai berikut
1) Batik tulis, yaitu batik yang dibuat dengan teknik
menggambar motif di atas kain menggunakan canting. Canting adalah alat khusus untuk meng-gambar motif batik di atas kain yang berisi cairan lilin atau malam panas untuk menutup bagian-bagian tertentu sesuai dengan pola yang dibuat. Batik tulis memiliki keunggulan nilai seni dibandingkan dengan batik yang lain.
2) Batik cap, yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan teknik cap (stempel), biasanya dibuat dari tembaga dan dibubuhi malam
(cairan lilin panas).
3) Batik sablon, yaitu batik yang dibuat dengan meng-gunakan klise (hand printing). Motif batik yang sudah dibuat kemudian dibuat klise lalu dicetak.
4) Batik printing, yaitu batik yang dibuat dengan
teknik printing atau menggunakan alat mesin. Teknik pembuatannya mirip dengan batik sablon.
5) Batik lukis, yaitu batik yang dibuat dengan teknik
melukiskan langsung di atas kain. Alat yang digunakan dan motif yang dibuat pun lebih bebas.
b. Teknik kerajinan wayang kulit
Wayang kulit dibuat dengan teknik pahat dan sungging
(digambar) dengan bahan cat dan alat sederhana.
Desain wayang kulit dibuat sesuai dengan pakem yang
sudah ditetapkan dari warisan nenek moyang.
c. Teknik kerajinan kain tenun
Kain tenun dibuat dengan cara memintal benang sedikit
demi sedikit dengan alat tenun, hingga menjadi kain
dengan ragam hias yang indah. Alat tenun terbuat dari
kayu atau bambu.
d. Teknik kerajinan sulaman atau bordir
Sulaman atau bordir dibuat dengan menggunakan
mesin jahit atau dengan teknik tusuk jarum.
2. Tiga dimensi
Teknik pembuatan karya seni rupa terapan daerah
setempat dengan wujud tiga dimensi, antara lain sebagai
berikut.
a. Teknik cetak (cor tuang)
Teknik cetak untuk pembuatan karya seni terapan,
yaitu tuang berulang (bivalve)dan tuang sekali pakai
(a cire perdue). Teknik bivalvemenggunakan dua jenis
cetakan yang terbuat dari batu, gips, dan semen yang
bisa dipakai berulang-ulang sesuai kebutuhan. Teknik
bivalvesering digunakan untuk mencetak benda-benda
sederhana yang tidak terlalu rumit pembuatannya.
Sedangkan teknik a cire perduebiasanya menggunakan
benda dari logam (tembaga, besi) yang bentuk dan
hiasannya lebih rumit.
b. Teknik pahat/ukir
Teknik ini digunakan untuk memahat, menggores,
menoreh, dan membentuk pola permukaan benda.
Bahan-bahan yang dapat diukir atau dipahat,
antara lain kayu, batu, atau bahan lain yang sejenis.
Alat yang digunakan untuk mengukir adalah
tatah (pahat ukir) yang terbuat dari besi atau baja.
Hasil karya seni dari pahat ukir, antara lain
terdapat pada alat-alat kebutuhan rumah tangga,
seperti kursi, meja, lemari, dan hiasan dinding.
c. Teknik tempa
Teknik tempa biasanya digunakan untuk membuat
benda-benda dari logam (besi, baja, dan kuningan).
Logam terlebih dahulu dipanaskan di perapian
khusus kemudian ditempa (dibentuk) sesuai
keinginan. Contoh benda-benda tradisional dari
hasil teknik tempa adalah aneka senjata tradisional
dan benda-benda perhiasan.
d. Teknik anyaman
Hasil karya seni rupa terapan yang menggunakan
teknik anyaman, misalnya tikar, topi, tas, kipas, dan
benda-benda hiasan lainnya. Bahan yang digunakan
untuk membuat anyaman terdiri atas bahan alam,
seperti rotan, bambu, serat kayu, dan eceng gondok.

pengertian, Fungsi, dan Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara a. pengertian karya seni rupa terapan nusantara

pengertian, Fungsi, dan Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara a. pengertian karya seni rupa terapan nusantara
Karya seni rupa terapan Nusantara adalah karya
seni rupa yang berwujud dua atau tiga dimensi yang
memiliki fungsi tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang
terdapat di wilayah Nusantara. Di wilayah Nusantara ini,
terdapat beragam karya seni rupa terapan daerah. Ragam
seni daerah tersebut tumbuh dan berkembang dalam sukusuku
di wilayah Nusantara melalui proses waktu selama
ratusan bahkan ribuan tahun.

b. fungsi karya seni rupa terapan nusantara
Karya seni rupa terapan Nusantara memiliki dua
fungsi sebagai berikut.
1. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat praktis (kegunaan),
yaitu karya yang fungsi pokoknya sebagai benda pakai,
selain juga memiliki nilai hias. Misalnya, perabotan
rumah tangga, seperti meja dan kursi, lemari, dan
tekstil.
2. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat estetis (keindahan),
yaitu fungsi yang semata-mata sebagai benda hias.
Misalnya, karya batik atau tenun yang dibuat khusus
untuk hiasan dinding dan benda-banda kerajinan
untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung, dan
vas bunga.

c. bentuk karya seni rupa terapan nusantara
Karya seni rupa terapan yang terdapat di Indonesia
sangat beragam dengan aneka jenis, bentuk, fungsi, dan
teknik pembuatannya. Bentuk karya seni rupa terapan
tersebut, di antaranya terdapat pada bentuk rumah adat,
senjata tradisional, transportasi tradisional, dan seni kriya.
1. Rumah adat
Rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk yang
sangat beragam. Jika melihat bangunan rumah adat di
Indonesia secara keseluruhan maka kita akan dapat
membedakan bangunan rumah adat tersebut berdasarkan
atapnya, ragam hiasnya, bentuk, dan bahan bakunya.
Misalnya, rumah Gadang di Padang bentuknya memanjang
ke samping dan rumah adat Minahasa bentuknya memanjang
ke belakang.
Rumah beratap joglo di Jawa, rumah beratap bubungan
tinggi di Jambi, rumah beratap gonjong di Minangkabau,
dan rumah beratap limas terpenggal di Papua. Bentuk rumah
dengan tiang yang berkolong, atau yang biasa disebut rumah
panggung terdapat di Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.
2. Senjata tradisional
Berbeda dengan masa lalu, beragam senjata tradisional
saat ini lebih sering digunakan sebagai peralatan untuk
bekerja. Selain itu juga digunakan sebagai perlengkapan
acara ritual, perlengkapan pakaian adat, pertunjukkan seni
tradisional, dan sebagai benda hias.
a. Pedang, badik, dan pisau tradisional
Termasuk dalam jenis ini adalah parang dari Ambon,
mandau dari Kalimantan, sundu dari NTT, celurit dari
Madura, pasa timpo dari Sulawesi Tengah, karih dari
Sumatra Barat, piso surit dari Sumatra Utara, golok
dari Jakarta, dan rencong dari Aceh.
Sebagaimana senjata tradisional umumnya, bilah
senjata dibuat dari bahan logam besi. Bilah mandau yang
berkualitas terbuat dari batu gunung yang dilebur
secara khusus dengan hiasan berasal dari bahan perak,
tembaga, bahkan emas.
Hampir semua jenis senjata menggunakan ragam hiasan
dengan beragam motif. Ragam hias senjata jenis rencong
seringkali menggunakan motif ular, bunga, dan lipan.
Hiasan berupa jumbai-jumbai menyerupai rambut
terdapat pada sebagian senjata mandau. Pada sarungnya
yang terbuat dari bahan kayu masih diberi hiasan
manik-manik dan bulu burung. Senjata khas Suku Dayak
Kalimantan ini memang penuh hiasan yang estetik.
b. Keris
Keris adalah senjata tradisional berujung lancip dan
bermata dua yang merupakan karya asli bangsa
Indonesia yang adiluhung. Termasuk dalam jenis ini
adalah senjata kujang dari Jawa Barat.
Ada dua kelompok jenis keris, baik dari segi kegunaan,
bahan, teknik pembuatan, dan kualitasnya. Ada keris yang
digunakan untuk keperluan ritual-ritual adat, dibuat
dari bahan-bahan pilihan dengan teknik yang lebih
rumit dan lama. Kebanyakan keris ini diciptakan oleh
para Mpu pada zaman dahulu. Kelompok kedua adalah
jenis keris yang kegunaannya lebih sebagai hiasan atau
untuk pertunjukan kesenian tradisional, termasuk untuk
pelengkap busana dalam acara adat perkawinan. Para
pengrajin sekarang kebanyakan membuat keris jenis ini.
Bilah keris terbuat dari perpaduan logam besi dan baja,
bahkan ada yang berlapis emas. Dibuat dan dibentuk
dengan teknik tempaan. Gagang dan warangkanya
umumnya terbuat dari kayu pilihan. Bentuk bilahnya
ada yang lurus ada yang berlekuk-lekuk. Jumlah lekukan
bervariasi karena mengandung makna tertentu. Keris
di Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan beberapa daerah
lain memiliki ciri khas masing-masing, baik bentuk
maupun ukurannya. Senjata lainnya yang memiliki
kemiripan dengan keris terutama dalam hal ukuran,
bahan, dan fungsi ialah tombak.
Ragam hias yang digunakan bervariasi di setiap daerah.
Secara umum motif hiasan terdapat di setiap bagian
keris. Permukaan bilah keris umumnya terdapat tekstur
yang membentuk alur tertentu yang disebut pamor.
Warnanya keperak-perakan karena terbuat dari baja
putih. Para Mpu zaman dahulu membuatnya dari bahan
batu meteor yang sangat langka.
3. Transportasi tradisional
Alat transportasi yang masih mempertahankan
bentuk dan ciri khas tradisionalnya masih dapat dijumpai
di wilayah Nusantara. Misalnya, perahu, kereta kuda,
pedati, dan becak.
a. Perahu
Keberadaan perahu di Indonesia seusia datangnya
nenek moyang bangsa Indonesia ke Nusantara. Sebagai
bukti, telah ditemukan lukisan perahu pada dinding
gua di Papua, Sulawesi, dan Maluku. Perahu pada masa
itu bentuknya masih sederhana.
Perahu yang digunakan di Nusantara memiliki bentuk
dan ragam hias yang beragam. Keragaman tersebut
sebagai akibat perbedaan latar budaya, pengaruh
budaya asing, daya kreasi pembuatnya, dan ketersediaan
sumber daya alamnya. Semua pola hiasnya
menggunakan warna, sebagian lagi paduan warna
dan pahatan. Sebagian besar perahu tersebut bermotif
garis dan bidang, baik bidang geometrik maupun
bidang organik, sebagian lagi bermotif hewan, tumbuhan, stilasi, pilin berganda, serta motif huruf.
Posisi hiasan ada yang di seluruh bagian kapal, ada
yang separuh bagian kapal, atau salah satu bagian saja.
Misalnya, perahu penangkap ikan jenis compreng di
Jawa Barat yang penempatan hiasannya di seluruh
bagian kapal.
b. Andong, pedati, dan becak
Andong merupakan alat transportasi darat tradisional
yang masih banyak digunakan oleh masyarakat di
Indonesia. Kendaraan ini terbuat dari bahan kayu, termasuk
bagian rodanya. Hanya bagian-bagian tertentu
yang harus menggunakan
besi. Andong ditarik dengan tenaga kuda. Di Jawa
Timur andong disebut dokar.
Setiap daerah memiliki pola khas yang sudah menjadi
tradisi dalam menghias andongnya. Motif hiasan dokar
di Jawa, terutama di Jawa Timur cenderung memiliki
ciri khas khusus yang ditempatkan di beberapa
bagian. Warna hitam mendominasi seluruh bagian
dokar dengan motif hiasan warna cerah.
Selain andong, alat transportasi konvensional
yang masih banyak dimanfaatkan adalah pedati.
Meski sudah jarang terlihat, namun di beberapa
daerah masih seringkali ditemukan kendaraan
jenis ini. Kendaraan pengangkut bertenaga sapi
ini biasanya untuk mengangkut barang dengan beban berat.
Jenis transportasi tradisional lainnya adalah becak.
Becak dapat dijumpai di Jawa, Sulawesi, dan Sumatra.
Becak bermotor terdapat di Gorontalo dan Pematang
Siantar (Sumatra Utara). Becak motor merupakan kombinasi
antara motor dan becak. Keunikannya adalah karena sebagian motor yang
digunakan adalah motormotor
tua yang kebanyakan peninggalan zaman Belanda.
4. Seni kriya
Bentuk karya seni kriya Nusantara amat beragam.
Beragam pula bahan alam yang digunakan. Dari sejumlah
seni kriya Nusantara, ada yang tetap mempertahankan
ragam hias tradisional dan ada pula yang telah dikembangkan
sesuai dengan tuntutan pasar. Seni kriya dapat
dikelompokkan menjadi seni kriya pahat, seni kriya tekstil, seni
kriya anyaman, dan seni kriya keramik.
a. Seni kriya pahat
Jenis, bentuk, bahan, dan teknik dalam seni pahat sangat
beragam, dari jenis ukir, patung, dan aneka kerajinan
lainnya. Seni pahat selain menggunakan bahan kayu,
juga menggunakan batu, aneka logam, emas, serta
tulang dan kulit hewan.
Bali merupakan daerah yang banyak menghasilkan seni
pahat berupa ukiran, patung, hingga barang-barang
kerajinan. Patung arca dengan bahan batu andesit juga
dibuat di Bali. Bentuknya menyerupai benda-benda
purbakala.
Salah satu hasil dari seni pahat yang unik adalah wayang
kulit dan wayang beber yang terbuat dari kulit binatang,
serta wayang golek yang terbuat dari kayu. Kerajinan
wayang kulit dan wayang beber terdapat di daerah
Yogyakarta, Surakarta, dan Sragen. Sedangkan wayang
golek banyak diproduksi di Jawa Barat.
Di Jepara (Jawa Tengah) tersohor dengan seni ukir khas
Jawa. Daerah lain di Jawa penghasil seni pahat dalam
bentuk topeng, patung, ukiran, dan lain-lain adalah
Kudus, Bojonegoro, dan Cirebon.
Seni patung Suku Asmat dan Kamoro di Papua terkenal
dengan kekhasannya, dengan bentuk dan ukuran
yang beragam.
Di Palembang, karya ukir kayu juga diwujudkan pada
perabot rumah tangga dengan ciri khas menggunakan
warna emas dan cokelat tua. Di Sumatra Utara, seni
pahat masyarakat Batak selain berupa ukiran hias pada
bangunan rumah adat, juga terdapat pada bendabenda
yang berfungsi sebagai perlengkapan ritual.
b. Seni kriya tekstil
Keragaman karya seni tekstil bisa dilihat dari jenis, teknik,
ragam hias, dan bahan yang digunakan. Jenis karya
tekstil di Nusantara bisa dikelompokkan menjadi dua,
yaitu karya batik dan karya tenun.
1) Karya batik
Proses pembuatan kain batik dapat dilakukan
dengan teknik tulis, teknik cap, dan teknik lukis.
Teknik batik tulis merupakan teknik yang paling
banyak diterapkan di Indonesia. Selain di Jawa,
batik juga terdapat di Kalimantan, Sumatra,
Sulawesi, dan Bali.
Corak kain batik setiap daerah beraneka ragam.
Corak batik Jawa umumnya bergaya naturalis
dengan sentuhan warna-warna yang beragam.
Corak batik pesisir umumnya menunjukkan adanya
pengaruh asing. Pekalongan merupakan penghasil
batik yang terkenal dan termasuk dalam golongan
batik pesisir. Daerah batik bercorak pesisir yang
lain adalah Madura, Tuban, dan Cirebon. Batik
daerah ini didominasi perpaduan warna yang
kontras, seperti merah, kuning, cokelat, dan putih.
Sedangkan Batik Solo, Yogyakarta, dan sekitarnya
umumnya menggunakan warna-warna redup,
seperti cokelat, biru, hitam, dan hijau.
2) Karya tenun
Indonesia adalah salah satu negara penghasil tenun
terbesar terutama dalam hal keragaman corak
hiasannya. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat
dan tenun songket. Yang membedakan keduanya
adalah pada teknik pembuatan dan bahan yang
digunakan. Pada songket ada tambahan benang
emas, perak, atau benang sutra.
Daerah yang terkenal sebagai penghasil tenun ikat,
antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sulawesi, Bali,
Sulawesi Tengah, Toraja (Sulawesi Selatan),
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, NTT, Flores,
dan Maluku. Sedangkan penghasil songket yang
terkenal, antara lain Aceh, Sumatra Barat, Riau
Palembang, Sumatra Utara, Kalimantan, Sulawesi,
Bali, Lombok, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Ragam hias pada kain tenun di Nusantara beragam
coraknya. Ragam hias dengan motif geometrik, flora,
dan fauna mendominasi ragam hias karya tekstil
di Nusantara. Kain tenun kebanyakan dipakai untuk
selendang, sarung, kebaya, dan ikat kepala seperti
pada pakaian adat.
Bahan yang dipakai untuk membuat kain tenun
ditentukan oleh ketersediaan alam daerah setempat.
Di  Sumbawa (NTT) semua produk kain tenun dibuat
dari benang kapas. Kain songket berbahan benang
sutra dapat dijumpai di Aceh, Sumatra Barat,
Palembang, dan Bali, sedangkan yang berbahan
dasar benang katun dapat dijumpai di Flores.
c. Kriya anyaman
Seni kerajinan anyaman di Indonesia sangat beragam,
baik jenis, bahan, maupun bentuknya. Bahan untuk membuat
anyaman kebanyakan dari kulit bambu, batang rotan,
dan daun pandan. Bahan-bahan alam lainnya adalah
pelepah pisang, enceng gondok, dan serat kayu.
Teknik pembentukan anyaman adalah dengan memanfaatkan
jalur lungsi (vertikal), jalur pakan (horizontal), dan
jalur gulungan (diagonal). Pembentukan pola motif
anyaman diperoleh dengan cara memanfaatkan
perbedaan warna.

Kerajinan anyaman yang tersebar di
Nusantara terdiri atas bentuk-bentuk
tradisional yang masih bertahan,
pengembangan dari bentuk-bentuk
tradisional, hingga bentuk-bentuk
desain baru. Tasikmalaya (Jawa Barat)
adalah salah satu pusat kerajinan
anyaman dari berbagai bahan dan
bentuk. Di Halmahera (Maluku) rotan
diproduksi menjadi tas punggung.
Di Papua, anyaman dapat ditemukan pada produksi
gelang khas masyarakat Papua yang terbuat dari serat
kayu dan batang anggrek hutan.
d. Kriya keramik
Bahan dasar keramik adalah tanah liat. Benda keramik
dibentuk dengan berbagai teknik, antara lain teknik cetak,
lempeng, pijit, dan pilin. Setelah dibentuk, kemudian
diberi hiasan. Jika sudah melalui proses pengeringan,
dibakar dengan suhu tertentu.
Keramik diproduksi untuk benda-benda hias atau benda
pakai dengan keragaman variasi bentuk, misalnya guci,
pot bunga, vas bunga, dan sebagainya. Daerah-daerah
penghasil keramik tersebar luas di Nusantara, antara
lain di Yogyakarta, Malang, Cirebon, dan Purwokerto.
Pengertian, Fungsi, dan Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara 9out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.

Makna Karya Seni Rupa Terapan


Karya seni rupa terapan disebut juga karya seni rupa aplikatif, yaitu karya seni rupa yang telah diterapkan atau diaplikasikan pada bentuk-bentuk fungsional. Meliputi apa saja bentuk-bentuk fungsional itu? Segala bentuk yang dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut bentuk fungsional. Wujudnya dapat berupa perhiasan, pakaian, perabot rumah tangga, perlengkapan makan, perlengkapan pertunjukan, atau perlengkapan ibadah.







Karya Seni Rupa Terapan Daerah
Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa memiliki budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam. Keanekaragaman budaya tersebut salah satunya dapat dilihat pada karya seni rupa yang dihasilkan. Mengapa tiap daerah memiliki jenis dan ciri-ciri karya seni rupa yang berbeda satu dengan yang lain? Ada lima faktor yang menyebabkannya, yaitu:
1. letak geografis tiap daerah;
2. sifat dan tata kehidupan yang tidak sama;
3. sistem kepercayaan dan adat-istiadat yang tidak sama;
4. potensi alam yang berbeda di tiap daerah, serta
5. adanya kontak dengan daerah lain.
Bagaimana jenis dan ciri-ciri karya seni rupa tiap-tiap daerah tersebut? Mari, kita bahas satu per satu.
1. Karya Seni Keramik
Karya keramik dalam bentuk seni terapan banyak kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk karya seni keramik terap an di antaranya berupa perlengkapan makan dan minum, guci, peralatan memasak, serta hiasan bangunan.







Salah satu daerah penghasil gerabah atau keramik yang terkenal adalah Lombok. Gerabah atau keramik dari daerah tersebut memiliki keistimewaan tersendiri. Keramik Lombok dihiasi dengan anyaman rotan seperti tampak pada gambar di atas (Kendi dari Lombok). Daerah lain yang juga terkenal sebagai penghasil keramik atau gerabah yaitu Kasongan (Yogyakarta), Bayat (Klaten), dan Purwakarta(Jawa Barat).

  
2. Karya Seni Ukir
Seni ukir terapan yang dapat kita lihat misalnya pada mebel, hiasan bangunan, bingkai lukisan, dan bingkai cermin. Daerah-daerah yang terkenal dengan karya seni ukirnya yaitu Toraja, Bali, dan Jepara. Tiap daerah tersebut memiliki ciri atau keistimewaan sendiri-sendiri. Keistimewaan itu ter dapat dalam motif hias, bahan, maupun teknik pembuatannya. Hampir semua motif hias pada ukiran toraja berupa motif hias geometris yang tidak dapat kita temukan pada karya ukiran dari daerah lain. Lain halnya dengan ukiran bali. Ukiran bali kebanyakan bersifat naturalis. Ukiran bali kebanyakan berupa ukiran daun yang cembung dan gemuk, bentuk-bentuk mitologi kepala raksasa, gajah, dan naga.







3. Karya Seni Tekstil
Seni tekstil dalam bentuk seni terapan di antaranya berupa kain batik, sarung tenun, dan aneka sulaman. Karya seni teks til tersebut diaplikasikan pada benda-benda pakai, misalnya pakaian, taplak meja, sarung bantal, dan tas.





Di Indonesia batik dibuat di berbagai daerah, terutama di Pulau Jawa. Jawa Tengah merupakan pusat kegiatan pembatikan. Dua kota di wilayah ini yang paling produktif menghasilkan batik adalah Surakarta dan Pekalongan.
Batik surakarta dan batik pekalongan memiliki keunikan tersendiri. Banyak ragam hias batik surakarta yang mengandung simbol. Sebagai contoh ragam hias sawat atau lar menyimbolkan mahkota atau penguasa, ragam hias meru menyimbolkan gunung atau tanah, dan ragam hias naga melambangkan banyu atau air. Warna-warna batik surakarta monoton, dan didominasi oleh warna-warna gelap, misalnya hitam, cokelat, dan merah marun. Sebaliknya, batik pekalongan lebih variatif dalam warna dan ragam hiasnya pun naturalistik.






4. Karya Seni Topeng
Selain berfungsi sebagai properti tari, topeng juga sering difungsikan sebagai hiasan dinding. Daerah yang terkenal akan kerajinan topeng yaitu Surakarta, Bali, dan Jawa Barat. Topeng bali didominasi oleh bentuk raksasa jahat dengan lidah panjang yang menjulur keluar. Topeng surakarta bercirikan rias wayang orang gaya Surakarta, yaitu ksatria yang digambarkan dengan wajah putih, mata sipit, dan bibir demes atau rapi. Topeng jawa barat mendekati penggambaran wayang golek sunda dengan cirri umum humoris atau jenaka.







5. Karya Seni Kerajinan Perak
Kotagede di Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan seni kerajinan perak. Adapun jenis-jenis kerajinan yang dihasilkan antara lain: aneka perhiasan, penahan tirai, penahan kawat nyamuk, dan miniatur becak.


Seni rupa Terapan Daerah


Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapi sering pula terjadi sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumah tinggal.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
di bawah ini beberapa contoh karya seni rupa terapan daerah :
1.  Arsitektur
Candi borobudur merupakan salah satu karya seni rupa terapan jawa tengah yang   luar biasa, masih banyak karya seni arsitektur yang lain yang dapat kita lihat disini
( klik pada gambar candi)
Karya seni rupa Arsitektur di Jawa tengah begitu beragam dan banyak jenisnya, mulai dari masa lampau sampai modern, mungkin kita dapat membedakan arsitektur masa lampau, modern, islam, maupun tradisional .
sebagai warga jawa tengah tentu kita bangga, bahwa pendahulu kita mampu membuat karya-karya yang baik, hebat dan luar biasa. tentu sebagai generasi yang lebih muda kita akan memelihara warisan tersebut  dan membuat karya yang lebih hebat l;agi.
bagi yang ingin wisata di jawa tengah dan DIY ” PANDUAN WISATA DIJATENG DAN DIY
2. Poster
Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.
Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain itu bisa pula berupa salinan karya seni terkenal.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
cantoh gambar poster (klik gambar untuk melihat lebih banyak)
3. Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2). (klik gambarnya untuk melihat lebih banyak)

4. Baju / Pakaian
Busana adat Jawa biasa disebut sebagai busana kejawen yang mempunyai perlambang atau perumpamaan terutama bagi orang Jawa yang biasa mengenakannya. Busana kejawen penuh dengan piwulang sinandhi, kaya akan ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa.
Ajaran dalam busana kejawen ini merupakan ajaran untuk melakukan segala sesuatu di dunia ini secara harmoni, yang berkaitan dengan aktivitasnya sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia, dengan diri sendiri, maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
1. Iket
Iket adalah tali kepala yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk penutup kepala. Cara mengenakan iket harus kenceng, kuat, supaya ikatannya tidak mudah terlepas.
Bagi orang Jawa arti iket adalah hendaknya manusia mempunyai pemikiran yang kenceang, tidak mudah terombang-ambing hanya karena situasi atau orang lain tanpa pertimbangan yang matang.
2. Udheng
Udheng dikenakan di kepala dengan cara mengenakannya seperti mengenakan sebuah topi. Udheng artinya mudheng atau mengerti dengan jelas. Artinya manusia akan mempunyai pemikiran yang kukuh bila mengerti dan memahami tujuan hidupnya.
Artinya, manusia senantiasa mencari kesejatian hidup dan kehidupan atau sangkan paraning dumadi. Selain itu udheng juga mempunyai arti bahwa manusia seharusnya mempunyai keahlian.ketrampilan serta dapat menjalankan pekerjaannya dengan dasar pengetahuan yang mantab atau mudheng. Atau juga berarti juga hendaklah manusia mempunyai ketrampilan yang professional.
3. Rasukan
Sebagai ciptaan Yang Maha Kuasa, hendaklah orang Jawa ngrasuk atau menganut agama dan melalu menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa dengan iman dan taqwa. Artinya hendaklah orang Jawa takut akan Allah SWT dan bersedia untuk selalu melakukan apapun kehendak Allah SWT.
4. Benik
BUsana kejawen seperti beskap selalu dilengkapi dengan benik (kancing baju) di sebelah kiri dan kanan. Lambang yang tersirat dalam benik itu adalah hendaklah orang Jawa dalam berbuat selalu diniknik (diperhitungkan dengan cermat). Apapun yang akan dilakukan hendaklah jangan sampai merugikan orang lain, dapat menjaga antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
5. Sabuk
Sabuk dikenakan dengan cara melingkarkannya ke badan. Lambang atau arti dari sabuk tersebut adalah manusia harus bersedia untuk berkarya guna memenuhi kebutuhan hidupnya, maka dari itu manusia harus ubed (bekerja dengan sungguh-sungguh) dan jangan sampai pekerjaannya itu tidak ada hasil atau buk (tidak ada keuntungan, impas). Kata sabuk berarti usahakanlah agar segala yang dilakukan tidak ngebukne.
6. Epek
Epek bagi orang Jawa mempunyai arti bahwa untuk dapat bekerja dengan baik, harus epek(apek, golek, mencari) pengetahuan yang berguna. Selama menempuh ilmu upayakanlah untuk tekun, teliti dan cermat, sehingga dapat memahami dengan jelas.
7. Timang
Timang mempunyai pralambang bahwa apabila ilmu yang ditempuh itu dipahami dengan jelas atau gamblang, tidak akan ada rasa kuatir (samang-samang, berasal dari kata timang).
8. Jarik
Jarik atau sinjang merupakan kain panjang yang akan dikenakan untuk menutup tubuh sepanjang kaki. Jarik bermakna â€Å“aja gampang serik”. Artinya, jangan mudah iri terhadap orang lain, menanggapi segala masalah yang terjadi mesti berhati-hati, tidak grusa-grusu atau emosional.
9. Wiru
Jarik atau kain yang dikenakan selalu dengan cara mewiru ujungnya sedemikian rupa. Wiru atau wiron bias terjadi dengan cara melipat-lipat ujung jarik sehingga berwujud wiru. Berarti, jarik tidak lepas dari wiru. Wiru, artinya wiwiren aja nganti kleru, olahlah segala hal yang terjadi sedemikian rupa sehingga bias menumbuhkan suasana yang menyenangkan dan harmonis.
10. Bebed
Bebed adalah kain atau jarik yang sedang dikenakan seorang laki-laki pada bagian tubuh sepanjang kakinya. Bebed artinya manusia harus ubed, rajin bekerja, berhati-hati terhadap segala hal yang dilakukan dan tumindak nggubed ing rina wengi artinya â€Å“bekerjalah” sepanjang hari.
11. Canela
Canela mempunyai arti canthelna jroning nala, atau peganglah kuat-kuat dalam hatimu. Canela sama artinya dengan cripu, selop, atau sandal. Canela selalu dikenakan di kaki, artinya dalam menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, hendaklah dari lahir sampai batin sujud. Dalam hati hanyalah sumeleh, pasrah akan kekuasaan-Nya Yang Maha TInggi.
12. Curiga lan Rangka
Curiga atau keris berwujud wilahan, bilahan dan terdapat di dalam warangka atau wadahnya. Curiga dikenakan di bagian belakang badan. Keris ini mempunyai pralambang bahwa keris sekaligus warangka sebagimana manusia sebagai ciptaan dan penciptanya, manunggaling kawula Gusti.
Karena diletakkan di bagian belakang tubuh, keris mempunyai arti bahwa dlam menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa hendaklah manusia bias untuk ngungkurake godhaning setan yang senantiasa mengganggu manusia ketika manusia akan berbuat kebaikan.
(Sumber : Gapoera) dalam  http://adamjawa.wordpress.com/2010/01/03/lambang-dan-perumpamaan-busana-jawa/
Wayang.
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.
Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.
Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.
Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu “Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)”.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. [1]

Karya Seni Rupa Terapan Jawa Barat (JABAR)

KUJANG (Berfungsi sebagai Senjata )

Dalam Wacana dan Khasanah Kebudayaan Nusantara, Kujang diakui sebagai senjata tradisional masyarakat Masyarakat Jawa Barat (Sunda) dan Kujang dikenal sebagai senjata yang memiliki nilai sakral serta mempunyai kekuatan magis. 

Ø  Angklung ( Berfungsi sebagai alat musik)

Angklung adalah mitolog dari bahasa bali, yaitu Ang yang berart angka (berupa not) dan Klung yang berart rusak. Jadi,jika di gabungkan berarti angka yang rusak

Ø  Anyaman


Anyaman merupakan seni tradisi yang tidak mempunyai pengaruh dari luar. Perkembangan Sejarah anyaman adalah sama dengan perkembangan seni tembikar.



seni budaya bali


Budaya Bali sejak dahulu sangat banyak di minati banyak orang, dari seni rupanya yg indah dan juga terdapat banyak ukiran-ukiran indahnya...Anda pernah ke bali?? Selain alam yg indah terdapat hiburan-hiburan yg menarik untuk di lihat!!!Kalo ke bali jangan lupa jalan-jalan ke Ubut, Tanah Lot , Bedugul, Serta arena hiburan yg menyenangkan....terdapat juga ukiran bali yg rasanya ingin membuat ukiran tersebut


 BONEKA HAS BALI

Boneka paling terkenal di Indonesia yaitu wayang kulit terutama dari bali, figur renda yang berliku-liku dipotong dari kulit kerbau dengan stilus tajam yang bagaikan pahat dan lantas dicat.  Dihasilkan di Bali dan di Jawa, terutama di Jateng.  Kayon berbentuk daun yang melambangkan 'pohon' atau 'gunung kehidupan' digunakan mengkahiri lakon wayang dan juga terbuat dari kulit.

Wayang Golek adalah boneka berdimensi tiga yang paling populer antara orang bali bentuknya sangat has dan penuh dengan nilai seni, perintis senirupa ini sahabat karib pembawa wayang topeng Sunan Kalijaga, yakni Sunan Giri yang memperkenalkannya ke bumi Priangan serentak penyebaran agama Islam.   Adapun wayang klitik, sejenis boneka kayu tipis lebih langka dari Jawa Timur.


Ukiran Topeng BALI

 Ukiran Topeng BALI merupakan rupa khusus ukiran kayu.  Walaupun berada sepanjang gugusan pulau Ibu Pertiwi dan bisa ditemukan pada upacara-upacara pemakaman dan sebagainya, bentuk ukiran topeng yang paling gampang dikenal yakni ukiran topeng BALI yang dipergunakan pada tarian wayang topeng Bali.Seni ukiran topeng bali sangatlah menarik untuk di hayati,karena bentuknya yg indah dan juga memiliki seni ukir yg berbeda, Apabila anda berkunjung ke Bali jangan lupa mampir ke Ubut, di sana banyak sekali jenis-jenis topeng serta ukiran-ukiran Bali yg mungkin akan membuat anda berdetak kagum, Penari-penari menyelenggarakan ceritera wiracarita India seperti misalnya epos Mahabharata atau hikayat-hikayat khas setempat dan topeng dimanfaatkan guna mewakili para tokoh.  Topeng-topengnya berpusparagam dari ukiran topeng Jawa Barat dan Tengah yang formal tapi polos hingga topeng Jawa Timur yang ukirannya sangat berliku-liku.  Topeng Bali tidak sebegitu formal dan lebih alamiah - orang Bali menghemat rasa cintanya pada warna dan seluk beluk mendetail untuk ukiran topeng tari barong, yang jauh lebih memperlihatkan pengaruh pra-Hindu.

PEMAHAMAN TENTANG SENI UKIR

SENI UKIR
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian iniberkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar padakayu, batu, atau bahan-bahan lain. Sebagai contoh cara membuat seni ukur kayu dan peralatan untuk mebuat seni ukir kayu adalah sebagai berikut :
Peralatan bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat seni ukir kayu
  • Gergaji : biasa digunakan untuk memotong kayu, pilihlah gergaji yang sesuai untuk mempermudah dalam melakukan pemotongan.
  • Alat Pahat : alat ini biasa digunakan untuk memahat yaitu membentuk sebuah kayu menjadi bentuk rupa sehingga didapatkan hasil yang diinginkan
  • Bor : alat ini biasa digunakan untuk mempermudah dalam melubangi kayu
  • lem : lem digunakan untuk penempelan jika waktu pemahatan ada yang patah. lem yang digunakan adalah lem khusus kayu yang mempunyai daya rekat tinggi untuk materi kayu.
  • dan masih banyak lagi peralatan pendukung lainnya
Proses membuat seni ukir kayu
  • Pertama-tama penyiapan bahan baku kayu, umumnya menggunakan mesin potong kayu dan alat pengering.
  • Kemudian pembentukan dibuat menggunakan gergaji dan alat pahat
  • Pembentukan halus atau pengukiran dengan menggunakan alat pahat
  • Penghalusan biasanya menggunakan amplas
  • Finishing biasanya dibantu dengan mesin semprot cat dan kuas untuk mewarna
Contoh gambar seni ukir kayu :






Seni Patung di Indonesia

Seni patung di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan seni ukir. Berdasarkan sejarah, bangsa Indonesia mengenal seni ukir sekitar tahun 1500 Sm\M, yaitu pada zaman batu muda (Neolitik). Nenek moyang bangsa Indonesia membuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat dan bahan-bahan lain dengan motif dan pengerjaan yang sangat sederhana.
Bahan-bahan yang digunakan adalah tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan. Motif yang dibuat masih berbentuk geometris berupa garis, titik, dan lengkungan. Seni ukir mulai berkembang pada zaman perunggu di tahun 500 hingga 300 SM yang sudah mengguankan bahan perunggu, emas, dan perak. Mereka bahkan telah mengenal teknik cor, dan memiliki variasi motif yang beragam.
Perkembangan seni ukir di Indonesia mulai berkembang pesat setelah masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam. Pada masa itu, sebagai penghormatan terhadap Raja, maka dibuatlah ukiran pada candi-candi dan prasasti. Bahkan, ukiran juga ditemukan pada keris dan tombak, batu nisan, dan alat-alat kesenian (gamelan dan wayang).
Motif-mitif ini juga sering kali berkisah tentang para dewa dan pahlawan. Ketika seni ukir menemui masa keemasannya, barulah masyarakat mengenal seni oahat atau patung. Masyarakat sudah mulai berpikir ntuk menciptakan sesuau yang lebih indah dan menarik lagi. Tidak hanya mengukir, tapi membuat sebuah bentuk.
Perkembangan Seni Patung
Seni patung telah mengalami perkembangan yang pesat. Awalnya, fungsi dari seni patung hanya bersifat magis dan ritual. Namun, kini patung hanya berfungsi sebagai hasan.
Seni ini merupakan kesenian yang dikenal oleh berbagai masyarakat di Nusantara. Terlihat dari banyaknya patung dengan pahatan motif yang memberikan ciri tersendiri akan kesenian masing-masing daerah. Misalnya, pada ukiran kayu motif Pajajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif dari luar jawa.
Sayangnya, semenjak kemunculan seni rupa modern Indonesia ketika awal abad ke-20, seni patung mulai dipandang sebelah mata. Keberadaanyya kalah popler dengan seni lukis. Apalagi, ketika seni kontemporer di Indonesia mulai berkembang. Seni patung seperti terabaikan.
Padahal, perkembangan seni rupa kontemporer di Indonesia juga akibat peran dari seni patung. Pada tahun 1977, sebuah exhibition berjudul “Pameran Seni Patung Kontemporer Indonesia” diadakan. Itulah pertama kalinya kata “kontemporer” muai digunakan dan menjadi populer hingga sekarang.
Akan sayang sekali jika seni patung yang merupakan salah satu akar kesenian di Indonesia punah oleh zaman. Untuk itu pematung G. Sidharta Soegijo mulai memprakarsai berdirinya Asosiasi Pematung Indonesia (API) pada 7 Juli 2000. Beliau merupakan seniman yang menjadi pelopor Pameran Seni Paung Indonesia pada tahun 1977.
Pematung Indonesia
Dolorosa Sinaga
Edhi Sunarso
Gregorius Sidharta
I Nyoman Nuarta
G. Sidharta Soegijo
Sumber: nisarosyidatun.blogspot.com


Selasa, 11 Maret 2014

jenis jenis musik modern nusantara

JENIS-JENIS MUSIK MODERN NUSANTARA
Secara umum, music modern Nusantara dapat kita kelompokkan berdasarkan aliran, sumber bunyi,danproses penciptaannya.
Berdasarkan Alirannya
a. Musik jazz.
Musik Jazz merupakan jenis music yang dikembangkan pertama kali oleh orang-orang Afrika-Amerika. Musik ini berkembang pada sekitar sepuluh tahun pertama abad ke- 20 di New Orleans, Amerika Serikat.
Ciri utama dari music jazz adalah improvisasi. Improvisasi tersebut disertai dengan chord progresi yang berulang dari sebuah lagu popular atau komposisi asli.
b. Musik Rhythm and Blues (R&B)
Musik rhythm-and-blues yang lebih dikenal dengan music R&B memiliki genre-genre, seperti jumpblues, club blues, black rock and roll, doo woop, soul, Motown, funk, disco, dan rap.
Musik R&B dibuat dan didukung oleh sebaian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an. R&B pertama kali diciptakan Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlantic Record-nya. Menurut Jerry Wexler, istilah rhythm and blues digunakan sebagai sinonim untuk music black rock and roll.
c. Musik Pop.
Ciri khas music pop ialah penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi musiknya juga mudah dicerna (easy listening). Terkadang para musisinya memberikan polesan tambahan untuk member I daya tarik bagi pendengar.
d. Music Rock
Salah satu jenis aliran music yang dipengaruhi oleh berbagai aliran music lain yang saling berkaitan. Musik ini mendominasi musik popular di barat sejak sekitar tahun 1995. Musik ini berawal dari Amerika Serikat, tetapi dipengaruhi oleh beragam kebudayaan dan tradisi music.
Instrumen music yang dominan paada music rock iallah gitar dan amplifiernya n instrument yang menghasilkan audio yang distorsi (teori kebisingan).
Dalam perkembangannya, music rock memiliki beberapa aliran. Antara lain heavy metal, punk, alternative, dan grunge.
e. Musik Country
Disebut juga music Country-and-Western merupakan sebuah genre besar pada music popular Amerika, yang di produksi oleh masyarakat Amerika Serikat. Music ini mulai tenar pada sekitar1920-an. Naaach, yang uniknya music ini bersal dari music tradisional (music rakyat) , daerah sselatan Appalachia.
Catat!!!
Music country terdiri atas beberapa gaya seperti western swing, honky-tonk, bluegrass, rockabilly, dan new country.
f. Musik Dangdut
Musik Dangdut pada dasarnya adalah hasil perpaduan antara music India dan music Melayu. Ciri khas music ini terletak pada pukulan alat music tabla, sejenis alat music perkusi yang menghasilkan bunyi “ndut”. Juga mengusung konsep easy listening.

pengertian musik modern

Musik modern ialah musik yang lahir dan berkembang di daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Contoh: Gong Renteng, yang di kembangkan oleh masyarakat Lebakwangi, Jawa Barat.
Ciri-ciri umum musik tradisi :
1. Ide musik tradisi disampaikan oleh komponis tidak melalui tulisan (notasi /partitur), tetapi secara lisan.
Maksudnya di sebarkan dari mulut ke mulut, hingga di kenal oleh masytarakat daerah tersebut.
2. Musik tradisi diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Generasi tua mengajarkan dan mengenalkan music daerah kepada generasi muda.ingat!! secara lisan.
3. Syair lagu music tradisi, sudah pasti berbahasa daerah. Selain itu, alunan melodi dan iramanya juga menunjukkan ciri khas kedaerahan.
Misalnya, syair lagu dari daerah sumatera menggunakan bahasa sumatera. Demikian juga di jawa. Contoh lainnya, syair lagu daerah Jakarta umumnya berbahasa betawi.
4. Music drasi melibatkan alat – alat music daerah dalam komposisinya. Music dan lagu – lagu daerah di Indonesia dibawakan dengan alat – alat music khas dari daerah masing – masing. Contoh lagu daerah jawa umumnya diiringi oleh alat music khas jawa, yakni gamelan. Lagu daerah Sulawesi utara diiringi dengan kolintang.
5. Musik tradisi umumnya merupakan bagian dari upacara ritual kebudayaan masyarakatnya. Contoh, music gong luang dari bali yang biasa dipergunakan untuk mengiringi upacara kematian ( ngaben ).
Dari pengertian dan ciri2 musik tradisi tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa music tradisi cenderung bersifat eksklusif. Artinya , music ini tidak dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat di luar kebudayaan yang melahirkan music tersebut. Komposisi, fungsi, nilai, dan karakteristik syair music tradisi suatu masyarakat sangatlah khas sehingga tidak mudah untuk dinikmati/diterima sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat lain.